FBM VS ABM




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi atau FBM telah dikenal dari tahun 1900-an dan masih secara luas digunakan baik dalam sektor manufaktur maupun jasa. Tinjauan biaya FBM dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan ke unit-unit fungsional dan kemudian ke produk. Dalam pembebanan biaya, digunakan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak, akan tetapi dalam sistem FBM penelusuran penggerak hanya menggunakan penggerak produksi (tingkat unit), pengukuran konsumsi sangat berkorelasi dengan keluaran produksi. Jadi, produk unit atau penggerak yang saling berkorelasi dengan unit yang di produksi, seperti jam kerja dari tenaga kerja langsung, material langsung dan jam kerja mesin adalah hanya penggerak yang di asumsikan penting.
            Tujuan pembiayaan produk dari pembiayaan berdasarkan funGsional dapat dipenuhi dengan pembebanan biaya produksi untuk persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal.

B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana jenis-jenis sistem akuntansi manajemen?
2.    Bagaimana sistem manajemen berbasis fungsi (FBM)
3.    Bagaimana sistem manajemen berbasis aktivitas (ABM)
4.    Bagaimana perbedaaan sistem manajemen FBM vs FBC dan ABM vs ABC?





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Jenis-jenis Sistem Akuntansi Manajemen
Sistem akuntansi manajemen adalah sistem yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkannya kepada pengguna, yaitu para pekerja, manajer, dan eksekutif  (Cicilia Cynthia Luther: 2016, p. 4). Pendekatan berdasarkan fungsi dan aktivitas dapat ditemukan dalam praktik nyata. Sistem manajemen berdasarkan fungsi (functional based management-FBM) telah dikenal dari tahun 1900-an dan masih digunakan secara luas dalam sektor manufaktur dan jasa. Sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas (activity based management-ABM) merupakan sistem yang lebih baru (dikembangkan dalam tiga decade terakhir). Sistem manajemen biaya berdasarkan aktivitas juga digunakan secara luas dan pemanfaatannya semakin tinggi, khususnya di antara organisasi-organisasi yang memiliki beragam produk dan pelanggan, produk yang lebih rumit, siklus waktu produk yang lebih pendek, peningkatan persyaratan kualitas, dan tekanan persaingan yang ketat. Contoh sistem berdasarkan aktivitas ditemukan dalam industri medis (seperti rumah sakit dan laboratorium medis), industri keuangan (seperti bank dan bursa saham). (Hansen dan Mowen, 2009)
1.      Tinjauan Biaya FBM
Dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan pada unit-unit yang berfungsi, kemudian pada produk. Dalam pembebanan biaya, penelusuran langsung dan penelusuran penggerak digunakan. Akan tetapi dalam sistem FBM penelusuran penggerak hanya menggunakan penggerak produksi (tingkat unit), pengukuran konsumsi yang sangat berkerolerasi dengan keluaran produksi.
Jadi, produk unit atau penggerak yang sangat berkorelasi dengan unit yang di produksi, seprti jam kerja dari tenaga kerja langsung, material langsung, dan jam kerja mesin, adalah hanya penggerak yang di asumsikan penting. Karena sistem FBM hanya mengguankan penggerak yang berhubungan dengan fungsi produksi untuk membebani biaya, pendekatan pembebanan biaya ini di anggap sebagai pembiayaan berdasarkan produksi atau fungsional (functional based costing-FBC).
Produksi atau penggerak tingkat unit di mana FBC sering tergantung padanya adalah bukan satu-satunya penggerak uang menjelaskan hubungan sebab-akibat. Pengerak selain dari penggerak produksi yang menggambarkan hubungan sebab akibat dianggap sebagai penggerak tingkat nonunit.sebagai contoh, penggerak produksi seperti unit yang di produksi atau jam kerja tenaga kerja langsung dapat tidak memiliki apapun hubungan dengan biaya dari pembelian bahan mentah.

2.      Tinjauan Biaya ABM
Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, biaya ditelusuri hingga aktivitas, kemudian produk. Sebagaimana perhitungan biaya berdasarkan fungsi, penelusuran langsung dan penelusuran penggerak digunakan. Namun, peranan penelusuran penggerak secara signifikan diperluas. Pembiayaan produk berdasarkan aktivitas cenderung fleksible. Informasi biaya di buat untuk mendukung macam-macam tujuan manajerial, termasuk tujuan pelaporan keuangan.
Definisi pembiayaan produk yang lebih komprehensif di tekankan untuk perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan yang lebih baik, dengan kelengkapan informasi akan biaya, aktivitas, dan penggerak, dapat bertindak sebagai sistem pengingat awal dari problem etis. Metropolitan Life Insurance Company di cemaskan dengan mengetahui bahwa beberapa agennya menjual polis dalam program pensiun. Praktik ini adalah ilegal, dan hal ini membebani perusahaan lebih dari $20 juta denda belum lagi $50 juta pengembalian dan bagi para pemegang asuransi. Data komprehensif dalam penjualan, agen-agen individual, tipe poilis, dan pemegang polis dapat mengingatkan Metropolitan Life pada problem potensial.


3.      Tinjauan Operasional FBM
Penyediaan informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan lainnya dari akuntansi manajemen. Pendekatan akuntansi manajemen beberapa fungsional untuk mengendalikan pembebanan biaya untuk unit organisasional untuk pengendalian biaya yang di bebani. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan standar atau hasil yang di rencanakan penekana adalah pada ukuran keuangan dengan kinerja( ukuran nonfinansial biasanya di abaikan). Manajer di beri penghargaan berdasarkan kemampuan mereka untuk mengendalikan biaya.
Pendekatan berdasarkan fungsi menelusuri biaya individu yang bertanggung jawab atas biaya yang terjadi. Sistem penghargaan digunakan untuk memotivasi individual ini untuk mengelola biaya dengan meningkatkan efisiensi operasional unit organisasi mereka. Pendekatan ini menganggap bahwa memaksimalkan kinerja dari organisasi keseluruhan tercapai dengan memeksimalkan dari kinerja organisasi keseluruhan tercapai dengan memaksimalkan kinerja subunit organisional individual.
4.      Tinjauan Operasional ABM
Pendekatan berdasarkan fungsi adalah pada pengelolaan biaya. Sedangkan manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas dengan tujuan memperbaiki nilai yang diterima pelanggan dan laba yang diterima dengan menyediakan nilai ini.
B.     Sistem Akuntansi Manajemen Fungsi (FBM)
            Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi atau FBM telah dikenal dari tahun 1900-an dan masih secara luas digunakan baik dalam sektor manufaktur maupun jasa. (Hansen Mowen, 2006: 57)
            Tinjauan biaya FBM dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan ke unit-unit fungsional dan kemudian ke produk. Dalam pembebanan biaya digunakan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak, akan tetapi dalam sistem FBM penelusuran penggerak hanya menggunakan penggerak produksi (tingkat unit), pengukuran konsumsi sangat berkorelasi dengan keluaran produksi. Jadi, produk unit atau penggerak yang saling berkorelasi dengan unit yang diproduksi.
            Pendekatan pembebanan biaya dianggap sebagai pembiayaan berdasarkan produksi atau fungsional (Functional Based Costing – FBC). Produksi atau penggerak tingkat unit dimana FBC sering tergantung padanya adalah bukan satu-satunya penggerak yang menjelaskan hubungan sebab akibat. Penggerak selain dari penggerak produksi yang menggambarkan hubungan sebab akibat dianggap sebagai penggerak tingkat non unit.
            Tujuan pembiayaan produk dari pembiayaan berdasarkan fungsional dapat dipenuhi dengan pembebanan biaya produksi untuk persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal. (Hansen, Mowen, 2006: 55)

C.     Sistem Akuntansi Manajemen Berbasis Aktivitas (ABM)
Permintaan informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan relevan telah mengarah pada perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Manajemen berdasarkan aktivitas (activity based management) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi di seluruh sistem yng memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas yang bertujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dihasilkan. (Hansen dan Mowen, 2009). Dari definisi ini, terdapat dua frasa penting, yaitu :
1.      Berfokus ke pengelolaan secara terpadu dan bersistem terhadap aktivitas
Yaitu serangkaian kegiatan yang membentuk suatu proses untuk pembuatan produk dan penyerahan jasa. Di dalam manajemen tradisional, proses pembuatan produk dan penyerahan jasa dipecah ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, karena diyakini bahwa jika pengerjaan bagian-bagian yang lebih kecil dilaksanakan secara berkualitas dan efisien, proses pembuatan produk dan penyerahan jasa secara keseluruhan akan berkualitas dan efisien. Oleh karena itu, manajemen berbasis aktivitas berusaha memadukan kembali proses pembuatan produk dan penyerahan jasa yang telah difragmentasi dalam manajemen tradisional tersebut, dengan memfokuskan ke pengelolaan secara terpadu dan berbasis system terhadap aktivitas pembuatan produk dan penyerahan jasa.

2.      Bertujuan untuk meningkatkan customer value dan laba
Tujuan manajemen berbasis aktivitas adalah untuk improvement secara berkelanjutan terhadap customer value dan penghilangan pemborosan. Dengan hilangnya pemborosan tersebut, biaya dapat berkurang dan sebagai akibatnya laba akan meningkat. Pengurangan biaya merupakan akibat dari dihilangkannya pemborosan. Pemborosan diakibatkan oleh adanya aktivitas-bukan-penambah nilai (non-value-added activity) dan aktivitas penambah nilai (value-added activity) yang tidak dilaksanakan secara efisien. Dengan demikian focus manajemen berbasis aktivitas adalah penyebab terjadinya biaya itu sendiri.
Aktivitas berdasarkan aktivitas (Activity Based Manajement- ABM) mengelola sumber daya dan aktivitas untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan serta meningkatkan kompetensi dan probabilitas perusahaan. Manajemen berdasrkanaktivitas menarik perhitungan biaya berdasarkan aktivitas sebagai sumber informasiutama yang berfokus pada efesiensi dan efektifitas dari proses dan aktivitas bisnis utama. ( Edward, David dan Gery. 2012: 221)
                                    Sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas atau ABM merupakan sistem yang             lebih baru. Sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas juga digunakan secara luas dan manfaatnya adalah untuk peningkatan. Contoh sistem berdasarkan aktivitas ditemukan dalam industri medis (rumah sakit dan laboratorium medis), industri keuangan (bank dan bursa saham), industri transformasi (penerbangan dan kereta api), serta dalam semua jenis manufaktur (perusahaan elektronik dan mobil). (Gorisson, dkk, 2013: 310)

Keunggulan utama pendekatan ABM meliputi:
1.      ABM mengukur efektivitas proses dan aktivitas bisnis kunci dan mengidentifikasi bagaimana proses dan aktivitas tersebut bisa diperbaiki untuk menurunkan biaya dan meningkatkan nilai (value) bagi pelanggan
2.      ABM memperbaiki fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk menambah nilai aktivitas kunci, pelanggan kunci, produk kunci, dan metode untuk mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan (Thomson, 2004 )

ABM mencakup pembuatan keputusan berikut :
1.      Modifikasi harga, bauran produk, dan bauran pelanggan.
2.      Meningkatkan hubungan pemasok dengan pelanggan.
3.      Meningkatkan rancangan produk dan jasa.
4.      Membuat aktivitas lebih efisiensi.
5.      Mengurangi kebutuhan untuk membentuk aktivitas yang tidak perlu dan yang tidak menciptakan nilai pelanggan.

Pentingnya ABM
            Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang akurat dan relevan telah mnyebabkan konsep activity based management  (ABM) atau manjemen yang berdasarkan aktivitas.
ABM adalah suatu system yang luas, pendekatan terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai pelanggan dan keuntungan. ABM mengutamakan kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (ABC= Activity Based Costing) dan analisis proses nilai. ( Ahmad Kamarudin. 2011 : hal.18-19 )
                        Terdapat beberapa hal yang menjadi keunggulan dari ABM dibandingkan dengan metode tradisional. Keunggulan utama pendekatan ABM meliputi :
1.    ABM mengukur efektifitas proses dan aktivitas (termasuk aktivitas bisnis kunci) serta mengidentfikasi bagaimana proses dan aktivitas tersebut bisa diperbaiki untuk menurunkan biaya dan meningkatkan nilai ( value ) bagi pelanggan.
2.    ABM memperbaiki focus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya demi menambah nilai aktivitas kunci , pelanggan kunci , produk kunci, dan metode untuk mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan. ( Rudianto. 2013: hal.172 )


D. Perbedaan FBM VS FBC dan ABM VS ABC


1.         Perbedaan FBM VS FBC
     Pendekatan manajen berdasarkan fungsi untuk pengendalian membebankan biaya pada unit organisasional, kemudian memuntut tanggung jawab manajer unit organisasional untuk mengendalikan biaya yang dibebankan. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan standar atau hasil yang dianggarkan. Penekanannya adalah ukuran dari keuangan dari kinerja (ukuran nonkeuangan biasanya diabaikan).
     Manajer diberi penghargaan berdasarkan kemampuan mereka untuk mengendalikan biaya. Jadi, pendekatan berdasarkan fungsi menelusuri biaya individu yang bertanggung jawab atas biaya yang terjadi. Sistem penghargaan digunakan untuk memotivasi individual ini untuk mengelola biaya dengan meningkatkan efisiensi operasional unit organisasi mereka. Pendekatan ini menganggap bahwa memekasimalkan kinerja organisasi secara keseluruhan tercapai dengan memaksimalkan kinerja subunit organisasi individua (disebut sebagai pusat pertanggungjawaban).

2.    Perbedaan ABM VS ABC
a.    Pengertian
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ( activity based costing –ABC ) adalah  pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek biaya seperti produk, jasa atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya. Sistem penentuan biaya pokok berbasis aktivitas (activity-based costing system) ialah sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa.
Activity Based Costing adalah suatu metodologi yang mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas, sumber daya dan obyek biaya. Sumber daya dikonsumsi oleh aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan ke obyek biaya berdasarkan penggunaannya.
ABC adalah metodologi akuntansi yang menghubungkan elemen-elemen berikut ini:
1)        Biaya (cost). Biaya di klasifikasikan sebagai:
a)        biaya produk-yakni biaya yang berkaitan dengan proses manufaktur produk-dan
b)        biaya periode. Biaya produk kemudian diklasifikasikan lebih lanjut
c)        biaya langsung (traceable product cost)dan
d)       biaya tidak langsung (indirect product cost) , yang kemudian di alokasikan berdasarkan dasar tertentu, misalnya jam kerja
2)        Aktivitas. Aktivitas adalah suatu kelompok kegiatan yang dilakukan dalam sebuah organisasi atau suatu proses kerja, misalnya kegiatan memproses tagihan.
3)        Sumber daya (resources). Yang dimaksud disini adalah pengeluaran (expenditures) organisasi seperti gaji, utilitas, depresiasi, dsb.
4)        Objek biaya (cost object) secara sederhana objek biaya dapat diartikan sebagai alas an mengapa perhitungan harga pokok harus dilakukan.
Manajemen berdasarkan aktivitas (activity based management-ABM)  mengengelola sumber daya dan aktivitas untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan serta meningkatkan kompetisi dan probabilitas perusahaan.manajemen berdasarkan aktivitas menarik perhitungan biaya pada efisiensi dan efektivitas dari proses dan aktivitas  bisnis utama.
Sedangkan menurut Hansen & Mowen, manajemen berdasarkan aktivitas adalah pendekatan untuk keseluruhan system yang integrasi dan berfokus pada perhatian manajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan untuk meningkatkan nilai pelanggan dan laba yang dicapai dengan mewujudkan nilai ini (Hansen & Mowen :2009:224).
Activity based costing memiliki tujuan penyediaan informasi bagi semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan (personel) dan pemberdayaan karyawan (informing and empowering) untukmembangun daya saing perusahaan melalui cost leadership strategy. Obyek biaya adalah seluruh item seperti produk, konsumen, departemen, proyek, aktifitas, dan lain-lain dimana biaya diukur dan dibebankan.
Dengan menggunakan manajemen berdasarkan aktivitas, maka dpat mempermudah pihak manajemen dalam pengevaluasian operasi, menurunkan biaya atau meningkatkan nilai pelanggan.



b.   Analisis Aktivitas dan Nilai Tambah
1)        Analisis Aktivitas
     Agar dapat menjadi kompetitif, perusahaan harus menilai setiap aktivitasnya berdasarkan kebutuhan aktivitas tersebut oleh produk atau pelanggan, efisiensi, aktivitas dan nilai yang terkandung pada aktivitas tersebut. Perusahaan melakukan suatu aktivitas karena salah satu dari berbagai alasan sebagai berikut :
a)        Dibutuhkan untuk memenuhi spesifikasi produk, jasa, atau memuaskan permintaan pelanggan.
b)        Dibutuhkan untuk menopang organisasi.
c)        Diniilai menguntungkan bagi perusahaan

2)        Analisis Nilai Tambah
     Aktifitas bernilai tambah adalah berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk dapat bertahan dalam bisnis (Hansen&Mowen:2009:237). Aktifitas bernilai tambah meningkatkan manfaat dari suatu produk atau jasa untuk pelanggan dan merupakan salah satu alasan pelanggan akan membayarnya. Menghapus aktivitas yang sedikit atau tidak memberikan nilai tambah bagi pelanggan mengurangi konsumsi sumber daya dan memungkinkan perusahaan untuk berfokus pada aktifitas yang meningkatkan kepuasan pelanggan. Analisis nilai tambah ini terdiri dari dua yaitu :
a)        Aktivitas bernilai tambah tinggi meningkatkan nilai produk atau jasa secara signifikan bagi pelanggan. Penghapusan aktivitas berrnilai tambah tinggi menurunkan  nilai produk atau jasa secara signifikan bagi pelanggan. Contohnya yaitu memasukkan pelapis pada suku cadang, menuangkan cairan logam ke dalam cetakan, dan menyiapkan lahan untuk penanaman.
b)        Aktiviatas bernilai tambah rendah menghabiskan waktu, sumber daya, atau ruang , tetapi menambah konstribusi untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Jika dihapuskan, nilai atau kepuasan pelanggan berkurang sedikit atau tidak berubah. Contohnya yaitu memindahkan bagian antar proses, waktu tunggu, perbaikan, dan pengerjaan ulang.

c.    Implementasi ABC dan ABM
Berikut adalah mekanisme penerapan Metode Activity Based Costing:
1)        Memeriksa ulang seluruh informasi keuangan perusahaan.
2)        Menentukan tujuan penerapan Activity Based Costing System.
3)        Menetapkan aktivitas utama yang menyebabkan perubahan pada beban tidak langsung/overhead.
4)        Menghubungkan biaya tidak langsung dengan aktivitas sehingga dapat dihitung tarif (rate) per unit untuk setiap dasar alokasi yang digunakan untuk membebankan biaya tidak langsung.
5)        Menghitung biaya tidak langsung yang dibebankan pada setiap objek biaya.
6)        Menghitung total biaya untuk setiap objek biaya.
7)        Menggunakan hasil perhitungan Activity Based Costing tersebut untuk melakukan perbaikan dan pengambilan keputusan yang relevan.

Manajemen berdasarkan aktivitas (ABM) adalah sistem yang lebih komprehensif daripada sistem ABC. ABM menambahkan pandangan proses pada pandangan biaya dalam ABC. ABM melibatkan ABC dan menggunakan sebagai sumber informasi utama (Hansen&Mowen:2009:225).
Jadi ABM merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk mengevaluasi pengambilan keputusan, dengan cara menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi biaya dengan mendorong serta mendukung usaha perbaikan berkelanjutan. Manajemen berdasarkan aktivitas adalah pendekatan untuk keseluruhan system yang terintegrasi dan berfokus pada perhatian manajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dicapai dengan mewujudkan nilai ini.
ABC adalah sumber utama informasi manajemen berdasar-kan aktivitas, sehingga model manajemen didasarkan pada dua dimensi:
1)        Dimensi biaya : memberikan informasi kepada sumber daya, aktivitas dan objek biaya yang menjadi perhatian seperti produk,pelanggan,pemasok,dan saluran distribusi dengan tujuan memperbaiki akurasi pembebanan biaya yang berguna untuk perhitungan harga pokok produksi, manajemen biaya strategis, dan analisis taktis.
2)        Dimensi proses ; memberikan informasi mengenai aktivitas apa saja yang dilakukan, mengapa harus dilakukan dan seberapa baik aktivitas tersebut dilakukan, tujuannya adalah untuk mengurangi biaya sehingga mampu untuk melakukan dan mengukur perbaikan berkelanjutan.

d.   Hubungan ABM dengan perhitungan ABC
         ABM melibatkan ABC dan menggunakannya sebagai sumber informasi utama dengan tujuan memperbaiki pengambilan keputusan dengan menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi biaya dengan mendorong serta mendukung berbagai usaha perbaikan berkelanjutan.
         Hubungan ABC dengan ABM terjadi karena ABM membutuhkan informasi dari ABC untuk melakukan analisis yang berhubungan dengan perbaikan yang berkesinambungan ABM untuk standar pemasaran.
         Biaya pemasaran adalah biaya yang timbul karena terjadinya pertukaran dantara perusahaan dengan konsumen. Yang termasuk biaya pemasaran antara lain : Biaya promosi,  Biaya distribusi fisik, Biaya riset pasar, Biaya pengembangan produk.
         Sistem ABC tidak hanya memperbaiki pengalokasian sumber daya salam suatu perusahaan tetapi dengan mudah dapat diimplementasikan tterhadap aktivitas pemasaran. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menerapkan sistem ABC terhadap aktivitas pemasaran sbb:
1)        Memilih segmen tertentu sebagai dasar untuk menganalisa profitabilitas. Contoh : daerah pengelompokan pelanggan dan lini produksi
2)        Menetapkan aktifitas pemasaran yang lebih terperinci untuk penggudangan, transportasi, kredit dan penagihan, aktifitas pemasaran umum, penjualan pribadi, periklanan dan promosi penjualan.
3)        Mengakumulasi biaya langsung dari semua aktifitas dan memisahkan biaya langsung tersebut kedalam katgori biaya variabel dan biaya tetap.
4)        Menentukan pemacu biaya untuk setiap aktifitas.
5)        Menghitung biaya per unit untuk setiap aktifias dengan membagi biaya aktifitas total dengan pemacu biaya yang dipilih
6)        Mengalokasikan biaya ke segmen tertentu untuk menganalisis profitabilitas segmen tersebut
7)        Membagikan biaya yang dianggarkan (biaya mandor) dengan biaya actual untuk setiap aktifitas pemasaran dan menghitung selisih harga & efisiensi









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sistem akuntansi manajemen adalah sistem yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkannya kepada pengguna, yaitu para pekerja, manajer, dan eksekutif. Manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada aktivitas dengan tujuan berfokus memperbaiki nilai bagi pelanggan dan meningkatkan profitabilitas yang kokoh. Analisis nilai proses melibatkan analisis penggerak biaya, analisis aktivitas, dan pengukuran kinerja.
Pendekatan manajemen berdasarkan fungsi untuk pengendalian membebankan biaya pada unit organisasional, kemudian memuntut tanggung jawab manajer unit organisasional untuk mengendalikan biaya yang dibebankan. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan standar atau hasil yang dianggarkan. Penekanannya adalah ukuran dari keuangan dari kinerja (ukuran nonkeuangan biasanya diabaikan).

DAFTAR PUSTAKA


Ahmad,kamarudin. 2011. akuntansi manajemen. Jakarta: raja wali press
Blocher, dkk. 2012. Manajemen Biaya Penekanan Strategis. Jakarta: Salemba        Empat


Mowen, Hansen. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba EmpatEdward J
Penerapan Activity-Based Costing System Untuk Menentukan Harga Pokok             Produksi Pt. Celebes Mina Pratama vol 1:2013
Rotikan: Penerapan Metode Activity Based Costing dalam Penentuan Harga         Pokok Produksi Pada Pt. Tropica Cocoprima vol 1:2013
Susanto:Peran Activity Based Costing Untuk MenetapkanHarga Pokok Produk      Yang Akurat vol 1:2012
Thomson. 2004. Akuntansi Biaya. Jakarta : Selemba Empat

Komentar

Postingan Populer