Konsep Dasar Akuntansi Manajemen
MAKALAH AKUNTANSI
MANAJEMEN
KONSEP DASAR AKUNTANSI
MANAJEMEN
OLEH: KELOMPOK 3
Alamat Blog
dwikarahmatillah.blogspot.com
DEFRI ANTONI 1630402023
DWIKA RAHMATILLAH 1630402028
ELFI OFDILA 1630402030
FITRIANI BUSTAMAM 1630402040
FETRA RAHMA AYU 1630402035
HALIMAH RAHMADHANI 1630402042
DOSEN:
MEGA RAHMI, S.E.Sy,
M.Si
JURUSAN EKONOMI SYARIAH/
AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
BATUSANGKAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep Dasar Akuntansi Manajemen”
Dalam
pembuatan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada dosen embimbing dalam mata
kuliah Akuntansi Manajemen beserta teman.
Kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
semua pihak yang membacanya terutama dalam hal pembelajaran. Kami menyadari
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dimasa yang akan datang
Akhir
kata, kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam kata pengantar ini. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiin.
Batusangkar,
11 Maret 2018
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………..2
DAFTAR
ISI…………………………………………………………….3
BAB
I PENDAHULUAN………………………………………………4
A. Latar
Belakang…………………………………………………...4
B. Rumusan
Masalah………………………………………………..4
C. Tujuan……………………………………………………………5
BAB
II KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN………….6
A. Pembebanan
Biaya Dengan Penelusuran Langsung……………..6
B. Pembebanan
Biaya Dengan Penelusuran Penggerak……………6
C. Pembebanan
Biaya Dengan Metode Alokasi…………………...8
D. Harga
Pokok Produk dan Jasa…………………………………..9
E. Sistem
Akuntansi Manajemen (FBM vs ABM)………………..16
BAB
III PENUTUP……………………………………………………21
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………….22
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan,
manajemen puncak memberikan peran bagi para manajer dalam merencanakan
pencapaian sasaran organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk
dapat melaksanakan rencana tersebut, manajemen puncak mengalokasikan sumber
daya yang diukur dalam satuan uang. Pusat biaya melaporkan secara berjenjang
menurut organisasi hasil pelaksanaan rencana pencapaian sasaran organisasi yang
merupakan perannya dalam mencapai tujuan utama perusahaan. Dalam hal ini,
sangat di perlukan adanya konsep dasar dalam penetapan biaya dari proses
produksi. Sehingga proses produksi menghasilkan pencapaian yang sesuai dengan
tujuan perusahaan. Pembebanan biaya pada setiap unit produksi secara akurat,
akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
Merencanakan dan membentuk pusat-pusat biaya pada
perusahaannya. Keputusan-keputusan yang dibuat manajer beserta pihak-pihak
internal lainnya mempengaruhi hasil-hasil yang akan didapat pada masa yang akan
datang. Dalam pengambilan keputusan manajer harus membuat pilihan yang masuk
akal diantara alternatif yang ada. Karena pilihan yang akan diambil oleh
manajer sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan, sebagian besar
kualitas keputusan manajemen mencerminkan kualitas akuntansi dan informasi lain
yang diterima oleh manajemen.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
pembebanan biaya dengan penelusuran langsung?
2. Bagaimanan
pembebanan biaya dengan penelusuran penggerak?
3. Bagaimana
pembebanan biaya dengan metode alokasi?
4. Bagaimana
cara menentukan harga pokok produk dan jasa?
5. Bagaimana
perbedaan sistem akuntansi manajemen (FBM vs ABM)?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pembebanan biaya dengan penelusuran langsung
2. Untuk
mengetahui pembebanan biaya dengan penelusuran penggerak
3. Untuk
mengetahui pemebebanan biaya dengan metode alokasi
4. Untuk
mengetahui harga pokok produk dan jasa
5. Untuk
mengetahui sistem akuntansi manajemen (FBM vs ABM)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pembebanan
Biaya dengan Penelusuran Langsung
Biaya
(cost) kas dan setara kas yang
dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan
akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa depan. Biaya juga bisa disebut
sejumlah uang yang dikeluarkan (atau dapat berbentuk utang) untuk kegiatan
operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan barang atau jasa. Biaya yang beum
dimanfaatkan akan dikelompokkan menjadi asset. Beban (expenses) ialah pengeluaran untuk mendapatkan pendapatan pada suatu
periode tertentu.(Darsono : 2005
: 45)
Penelusuran
langsung merupakan proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang
berkaitan dengan objek biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan objek
biaya. Sistem pembebana biaya dalam suatu perusahaan dilakukan dengan dua cara
yaitu:
a. Biaya
Historis
Adalah biaya dengan
biaya sesungguhnya. Dalam cara ini biaya produksi dibebankan sesudah bahannya
di olah di dalam pabrik.
b. Biaya
yang dihitung dimuka
Adalah pembebanan biaya
dengan tafsiran biaya. Dalam cara ini pembebanan dapat dilakukan sebelum proses
produksi dilakukan. (Laksmana,
2010 : P.4)
B.
Pembebanan
Biaya dengan Penelusuran Penggerak (driver
tracing)
Penelusuran
penggerak (driver tracing) adalah
penggunaan penggerak untuk membebankan biaya pada objek biaya. Di dalam konteks
pembebanan biaya, penggerak adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan
faktor penyebab yang mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Oleh sebab itu,
penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya
dan memiliki hubungan sebab-akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek
biaya Penulusuran penggerak biasanya kurang akurat dibandingkan dengan
penulusuran langsung. Diperkirakan tingkat keakuratan penelusuran penggerak ini
akan lebih tinggi jika hubungan sebab akibatnya kuat. (Hansen Mowen, 2006 : 51)
Sistem
akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya kepada entitas,
yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa produk, pelanggan,
Departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya yang diukur biayanya dan
dibebankan. Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas muncul sebagai objek biaya
yang penting. Aktivitas adalah orang-orang dan/atau peralatan yang melakukan
kerja dalam sebuah organisasi, dan dapat juga digambarkan sebagai suatu
pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manajer
untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Aktivitas
juga memiliki peran utama dalam pembebanan biaya untuk objek biaya lainnya.
Contohnya
Rahmat dan Ridho makan malam bersama di gerai KFC yang berada di Palembang
Indah Mall. Mereka memesan 1 paket ayam KFC berisi 10 ayam dengan harga Rp
100.000 serta 1 paket minuman Cola berisi 5 gelas dengan harga Rp 25.000.
selain itu Ridho juga memesan 1 gelas es krim seharga 10.000. (Kardinal, 2014 :
20)
Rahmat
memakan 6 potong ayam dan meminum 3 gelas Cola lalu Ridho memakan sisanya.
Berapa biaya yang akan dibebankan ke Rahmat dan Ridho ?
Es
krim dibebankan melalui penelusuran langsung kepada Ridho karena Ridho sendiri
yang mengkonsumsi es krim sehingga langsung bisa dilihat secara fisik dan mudah
mengidentifikasinya lalu untuk konsumsi ayam KFC dan Cola menggunakan metode
penelusuran penggerak.
Tarif
1 potong ayam KFC Rp 100.000 / 10 = Rp 10.000
Tarif
1 gelas Cola adalah Rp 25.000 / 5 = Rp 5.000
Perhitungannya dapat dilihat sebagai
berikut :
Keterangan
|
Rahmat
|
Ridho
|
Es Krim (Penelusuran Langsung)
|
10.000
|
|
Ayam (Penelusuran Penggerak)
a. Rp
10.000 * 6 potong
b. Rp
10.000 * 4 potong
|
60.000
|
40.000
|
Cola (Penelusuran Penggerak)
a. Rp
5.000 * 3 gelas
b. Rp
5.000 * 2 gelas
|
15.000
|
10.000
|
Total
|
Rp 75.000
|
Rp 60.000
|
C.
Pembebanan
Biaya dengan Metode Alokasi
Alokasi Biaya alasan
mengalokasikan biaya bersama terhadap produk bersama adalah untuk menghitung
harga pokok dan menentukan nilai persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan
internal, menilai persediaan untuk tujuan asuransi, menentukan nilai persediaan
jika terjadi kerusakan terhadap nilai barang yang rusak, biaya bahan yang
hancur, menentukan biaya departemen atau divisi untuk tujuan pengukuran kinerja
eksekutif. (Bustami, 2006 : 178)
Menurut
Mursyidi dalam Moniaga (2014 : p.3) menyatakan ada empat metode cara alokasi
biaya bersama yaitu:
1. Metode
Nilai Jual Relatif atau Harga Pasar
Metode ini biaya bersama dialokasikan ke masing-masing jenis
produk atas dasar total nilai jual masing-masing produk. Oleh karena itu metode
ini hanya dapat digunakan apabila harga jual masing-masing jenis produk dapat
ditentukan atau diketahui sebelum produk tersebut dijual. Harga jual produk
bersama terkadang sudah dapat ditentukan pada saat titik pisah, namun dapat
ditentukan setelah dilakukan proses lebih lanjut. Rumus metode nilai jual
relative atau harga pasar adalah:
2.
Metode Rata-rata Biaya
Satuan
Alokasi
biaya bersama dengan metode rata-rata biaya satuan dapat digunakan apabila
berbagai jenis produk dapat dihasilkan dalam satu proses produksi yang sama dan
mempunyai ukuran yang sama atau dapat dipersamakan.
3. Metode
Rata-rata Tertimbang
Metode rata-rata biaya per satuan sering tidak dapat
memecahkan masalah kesesuaian pembebanan biaya per satuan, karena untuk semua
jenis produk dengan kualitas yang berbeda akan dibebani dengan biaya per satuan
yang sama, padahal perbedaan jenis produk secara individual sangat mencolok.
Untuk kasus ini maka ini maka diperlukan suatu ukuran tertentu untuk dapat
mempersamakan kadar dari produk-produk yang dihasilkan. Ukuran ini dikatakan
sebagai angka penimbang.
4. Metode
Satuan Fisik
Metode satuan fisik hanya dapat dipergunakan sebagai dasar
alokasi biaya bersama jika produk yang dihasilkan mempunyai ukuran yang sama
misalnya pon, gallon, dan ton. Jika tidak mempunyai ukuran yang sama, maka
harus dicari koefisien ekuivalensinya untuk menentukan ukuran produk-produk
yang dihasilkan menjadi ukuran yang sama. Metode ini sangat tepat digunakan
pada perusahaan yang mengeksploitasi sumber alam, misalnya tambang batu bara,
minyak dan gas.
D.
Harga
Pokok Produk dan Jasa
1. Pengertian
Harga Produk dan Jasa
Harga pokok
produksi adalah biaya barang yang telah diselesaikan selama satu periode disebut juga harga pokok produksi
barang selesai (cost of good
manufactured) atau disingkat dengan harga pokok produksi. Harga pokok ini
terdiri dari biaya pabrik ditambah persediaan dalam proses awal periode
dikurangi persediaan dalam proses akhir periode. Keluaran (ouput) organisasi merupakan salah satu objek biaya terpenting.Ada
dua jenis keluaran, yaitu produk berwujud dan jasa .Produk berwujud (tangible product) adalah barang yang
dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan
masukan (input)modal, seperti pabrik, lahan, dan mesin.Televisi, hamburget,
mobil, komputer, pakaian, dan perabotan adalah contoh produk berwujud.
Jasa(service) adalah tugas atau aktivitas
yang dilakukan untuk pelanganan atau aktivitas yang dijalankan oleh pelanggan
dengan dengan mengunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi
dengan mengunakan bahan, tenaga kerja, dan masukan modal. Perlindungan
akuntansi, perawatan kesehatan, perawatan gigi, jasa pemakaman, dan akuntansi
adalah contoh berbagai aktivitas jasa yang dilakukan untuk pelangganan.
Jasa berbeda dengan
produk berwujud dalam empat dimensi penting
1. Tidak
berwujud (intagibility)
2. Tidak
tahan lama (perishability)
3. Tidak
dapat dipisahkan (inseparabaility)
4. Tidak
selalu sama (heterogenity)
Tidak berwujud
berarti pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau mencicipi
suatu jasa sebelum jasa tersebut dibeli. Jadi, jasa adalah produk tidak
berwujud. Tidak tahan lama berati jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa
depan oleh pelanggan. (ada beberapa kasus yang tidak umum, yaitu saat barang
barang bertidak dapat disimpan), tetapi harus dikonsumsi saat diadakan.
Meskipun jasa tidak dapat disimpan, beberapa jasa seperti operasi plastik
memberi pengaruh jangka panjang dan tidak perlu diulang oleh pelanggan
tersebut. Jasa lainnya memberi pengaruh jangka pendek dan menciptakan pelanggan
setia.Contoh jasa yang yang berulang adalah jasa rekening giro, jasa penjaga
rumah, dan pembantu.
Tidak dapat
dipisahkan berati produsen dan pembeli jasa biasanya harus melakukan kontak
langsung saat terjadi pertukaran. Akibatnya, jasa kerap tidak dapat dipisahkan
dari prodesen. Sebagai contoh, pemeriksaan mata harus menghadirkan pasien dan
dokter spesialis mata. Akan tetapi, prodesen produk tidak berwujud tidak
memerlukan kontak langsumg dengan pembeli produksi mereka. Pembeli mobil tidak
perlu melakukan kontak dengan insiyur dan pekerja perakitan yang memproduksi
m0bil mereka. Tidak selalu sama berati terdapat peluang variasi yang lebih
besar pada pelenyelengaran jasa dari pada produksi produk. Penyelengara jasa bisa
saja dipengaruhi oleh pekerjaan yang dilakukan, bauran individu lainnya yang
berkerja individu lainnya yang pekerjaan dengan mereka, pendidikan, dan
pengalaman mereka, serta faktor – faktor pribadi seperti kehidupan rumah
tangga.
Organisasi yang
membuat produk tak berwujud disebut organisasi manufaktur. Organisasi yang
memprodoksi produk tidak berwujud disebut organisasi jasa.Manajer dari kedua
jenis organisasi ini perlu mengatahui besar biaya setiap produk. Harga pokok
produk yang akurat adalah penting untuk analisis profitabilitas dan keputusan
strategi yang berkenan dengan desain produk, penetapan harga, dan bauran
produksi.Biaya setiap produk berlaku untuk produk berwujud dan tak berwujud.
Jadi, ketika membahas masalah harga pokok produk, kita mengacu pada produk
berwujud dan tidak berwujud.
2.
Biaya
yang Berbeda untuk Tujuan yang Berbeda
Harga pokok
produk adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan material yang sedang.
Artinya harga poko produk tergantung pada tujuan manajeril yang sedang berusaha
dicapai. Hal ini mengilustrasikan prinsip manajemen biaya yang fundamental,
yaitu biaya yang berbeda untuk tujuan ini,sebagai contoh anggap lah pihak manajemen tertarik dengan analisis tingkat
laba strategis.Demi mendukung tujuan ini, manajemen memerlukan informasi
tentang semua pendapat dan biaya yang berhubungan dengan suatu produk. Pada
kasus ini, rantai nilai harga pokok produk telah sesuai karena perhitungan
semua biaya yang diperlukan untuk menilai tingkat laba strategis. Rantai nilai
internal perusahan adalah seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk
mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasrkan, mendistribusikan dan melayani
produksi.
3.
Harga
Pokok Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal
Salah satu
tujuan sistem manajemen biaya adalah perhitungan harga pokok produk untuk
pelaporan keungan ekternal. Dalam perhitungan harga pokok produk, konvensi yang
berlaku secara eksternal menyatakan biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan
khusus atau fungsi yang hendak dicapai. Biaya dikelompokan dalam dua kategori
fungsional utama : produksi dan nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya yang
berkaitan dengan pembuatan barang dan penyedian jasa. Biaya nonproduksi adalah
biaya yang berkaitan dengan dengan fungsi desain, pengemambangan, pemasaran,
distribusi, layanan pelangan, dan administrasi umum. Biaya nonproduksi sering
dibagi dalam dua kategori umum biaya penjualan yang mencakup biaya pemasaran,
distribusi, dan layanan pelanganan, dan biaya administrasi yang mencakup biaya
desain, pengembangan, dan administrasi umum.
Untuk barang tak
berwujud, biaya produksi dan nonproduksi sering disebut sebagai biaya manufatur
dan nonmanufaktur. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai
bahan langsung, tenaga kerja lansung, dan overhend. Dalam pelaporan eksternal,
hanya ketiga elemen biaya ini yang dapat dibebankan pada produk.
a.
Bahan
Langsung
Bahan
langsung adalah bahan yang dapat diteluseri secara langsung pada barang atau
jasa yang yang sedang diproduksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan
pada produk karena pengamataan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur
kuantitas yang dikonsumsi setiap produk. Bahan yang menjadi bagian produk
berwujud atau bahan yang digunakan dalam penyediaan jasa umumnya
diklasifikasikan sebagai bahan langsung. Sebagai contoh, besi pada mobil, kayu
pada perabotan, alkohol pada parfum, kain pada jeans.
b.
Tenaga
kerja langsung
Tenaga
kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada
barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung,
pengamatan secara fisik dapat digunakan dalam mengukur kualitas karyawan yang
terlibat dalam produksi suatu barang dan jasa. Karyawan yang mengubah bahan
baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan
sebagai tenaga kerja langsung. Contoh dari tenaga kerja langsung adalah
karyawan Blue Ribbon Baking yang mencampurkan dan mengaduk adonan, membuat isi
kue, mengisi kue, dan seterusnya.
c.
Overhead
Semua
biaya produksi selain biaya langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan
dalam satu kategori yang disebut overhead. Pada perusahaan manufaktur, overhead
juga dikenal sebagai bahan pabrik atau overhead manufaktur. Kategori biaya
overhead memuat berbagai hal, selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung,
banyak masukan untuk membuat produksi. Contoh di Blue Ribbon Baking mencakup
penyusutan bangunan dan peralatan, pemeliharaan, perlengkapan, pengawasan,
penanganan bahan, listrik, pajak properti, lanskap pabrik, dan keamanan
pabrik.
d.
Biaya
Utama Dan Konversi
Kombinasi
dari berbagai biaya produksi mengarah pada konsep biaya konversi dan biaya
utama. Biaya utama adalah jumlah dari biaya bahan langsung dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya konversi adalah jumlah dari tenaga kerja langsung dan
biaya overhead. Untuk perusahaan manufaktur, biaya konversi bisa
diintepretasikan sebagai biaya untuk mengonversikan bahan baku menjadi produk
akhir.
e.
Biaya
Penjualan Dan Administrasi
Biaya
non produksi terdiri atas dua kategori umum : biaya penjualan dan biaya
administrasi. Untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya penjualan dan
administrasi disebut biaya yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya periode.
Biaya yang tidak dapat diinventarisasi dibebankan dalam periode waktu
terjadinya. Jadi, biaya-biaya ini tidak ada satupun yang dapat dibebankan
kepada produk atau muncul sebagai bagian dari nilai persediaan yang dilakukan
pada neraca.
4. Laporan
Keuangan Eksternal
Demi memenuhi
pelaporan eksternal biaya-biaya diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Ketika
menyusun laporan laba rugi, biaya produksi dipisahkan dari biaya penjualan dan
administrasi. Hal ini dilakukan karena biaya produksi dipandang sebagai harga
pokok produk sedangkan biaya penjualan dan administrasi dipandang sebagai biaya
periode. Jadi, biaya produksi yang melekat pada produk yang terjual diakui
sebagai beban (harga pokok penjualan) pada laporan laba rugi. Biaya produksi
yang melekat pada produk yang belum terjual dilaporkan sebagai persediaan di
neraca. Beban penjualan dan adminstratif dianggap sebagai biaya periode dan
harus dikurangi setiap periode sebagai beban; hal ini tidak tampak pada neraca.
Laporan Laba
Rugi Perusahaan Manufaktur, Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi
fungsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi (Full
Costing) karena semua biaya manufaktur dibebankan kepada produk.
Menurut pendekatan perhitungan biaya
absorpsi, beban dipisahkan menurut fungsi, kemudian dikurangi dari penjualan
untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Beban memiliki dua kategori fungsional
utama : harga pokok pejualan dan beban operasi. Setiap kategori tersebut
berhubungan dengan manufaktur dan non manufaktur perusahaan. Harga pokok
penjualan adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang
melekat pada unit yang terjual. (Hansen Don R, 2009 : 53-61)
Organisasi
Manufaktur
Laporan
Laba Rugi
Untuk
Tahun Berakhir 31 Desember 2017
Penjualan
$ 2.800.000
Dikurangi
Harga Pokok Penjulan :
Persedian
awal barang jadi $ 500.000
Ditambah
harga pokok produksi 1.200.000
Barang
yang tersedia untuk dijual $
1.700.000
Dikurangi
persedian akhir barang jadi 300.000 1.400.000
Margin
kotor $1.400.000
Dikurangi
beban operasional
Beban
penjualan $ 600.000
Beban
administrasi 300.000 900.000
Laba
sebelum pajak $ 500.000
E.
Sistem
Akuntansi Manajemen (FBM vs ABM)
Sistem
akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan secara umum sebagai sistem
berdasarkan fungsi dan sistem berdasarkan aktivitas. Pendekatan berdasarkan
fungsi danaktivitas dapat ditemukan dalam praktik nyata. Sistem akuntansi manajemen
berdasarkan fungsi (functional based management-FBM) telah dikenal dari
tahun 1900-an dan masih digunakan secara luas dalam sektor manufaktur dan jasa.
Sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas (activity based management-ABM)
merupakam sistem yang lebih baru (dikembangkan dalam 30 tahun terakhir).
Sistem biaya
berdasarkan aktivitas digunakan secara luas dan pemanfaatanya semakin tinggi,
khususnya di antara organisasi-organisasi yang memiliki beragam produk dan
pelanggan, produk yang lebih rumit, siklus waktu produk yang lebih pendek,
peningkatan prasayarat kualitas, dan tekanan persaingan yang ketat. ABM
digunakan dalam industri medis, industri keuangan, industri transportasi, dan
dalm semua jenis industri manufaktur.
1.
Sistem FBM
vs ABM
Elemen utama dari model FBM adalah fungsi, sedangkan
elemen utama dari model ABM adalah aktivitas. Fungsi-fungsi biasanya
dikelompokkan dalam unit-unit organisasional, seperti departemen dan pabrik
(contohnya: teknik, pengendalian kualitas, dan perakitan adalah fungsi-fungsi
yang diatur dalam departemen) aktivitas-aktivitas dengan tujuan umum
dikelompokkan bersama dalam satu bentuk proses. sebagai contoh pembelian
barang, penerimaan barang, dan pembayaran barang yang diterima adalah aktivitas
utama yang menggambarkan proses pengadaan persediaan.
2.
Tinjauan
biaya FBM
Dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya
dibebankan pada unit-unit yang berfungsi, kemudian produk. Dalam pembebanan
biaya, penelusuran langsung dan penelusuran penggerak digunakan. Namun,
penelusuran penggerak dalam siistem FBM hanya menggunakan penggerak produksi
(tingkat unit) yang merupakan pengukuran konsumsi yang sangat berkorelasi
dengan keluaran produksi, seperti jam kerja dari tenaga kerja langsung, baghan
langsung, dan jam kerja mesin adalah hanya pengerak yang diasumsikan penting.
Karena sistem FBM hanya menggunakan penggerak yang berhubungan dengan fungsi
produksi untuk membebani biaya, pendekatan pembebanan biaya ini dianggap
sebagai perhitungan biaya berdasarkan produksi atau fungsi (functional based
costing-FBC).
Tujuan perhitungan harga pokok produk dari perhitungan
biaya berdasarkan fungsi dapat dipenuhi dengan pembebanan biaya – biaya
produksi ke persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan
keuangan ekternal. (Hansen dan Mowen, 2006 :65)
3.
Tinjauan
biaya ABM
ABM adalah proses manajemen
yng digunakan menyediakan informasi oleh suatu dasar aktivitas atas dasar
analisis biaya untuk mengembangkan keuntungan organisasi, Activity Based
Management mencangkup pembuatan keputusan sebagai berikut :
a.
Modifikasi
harga,bauran pokok, dan bauran pelanggan
b.
Meningkatkan
hubungan dengan pemasok dan pelanggan
c.
Meningkatkan
rancangan produk dan jasa
d.
Membuat
aktivitas lebih efisiensi
e.
Mengurangi
kebutuhan untuk membentuk aktivitas yang tidak perlu dan yang tidak menciptakan
nilai pelanggan.(Ahmad, 2014 :46 )
Pembebanan
biaya berdasarkan aktivitas menekankan pada penelusuran alokasi, bahkan,
bisa disebut sebagai penelusuran yang intensif.penggunaan pengerak unit dan
nonunit meningkatkan keakuratan pembebanan biaya, kualitas keseluruhan, dan
informasi biaya yang relevan. Sebagai contoh, pertimbangkanlah pembebanan biaya
dari akivitas “mengerakkan bahan mentah dan bahan setengah jadi dari satu titik
ke titik lain dalam suatu pabrik”. Jumlah penggerak uyang dibutuhkan untuk
suatu produk adalah ukuran yang jauh lebih baik dri permintaan produk untuk
aktivitas penggunaan bahan dari dari jumlah unit yang diproduksi. Pada
kenyataanya, jumlah unit yang diproduksi bisa jadi tidak berpengaruh pada
pengukuran permintaan produk untuk penanganan bahan. Suatu kelompok yang
terdiri dari 10 unit bisa saja membutuhkan aktivitas penanganan bahan yang sama
dengan satu kelompok yang terdiri dari 100 unit).
Perhitungan
harga produk berdasarkan aktivitas cenderung fleksibel. Informasi biaya dibuat
untuk mendukung beragai tujuan manajerial, termasuk tujuan pelaporan keuangan.
Definisi peritungan harga pokok produksi yang lebih komprehensif ditekankan
pada perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
4.
Tinjauan
efisiensi operasional FBM
Pendekatan manajen berdasarkan fungsi untuk
pengendalian membebankan biaya pada unit organisasional, kemudian memuntut
tanggung jawab manajer unit organisasional untuk mengendalikan biaya yang dibebankan.
Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan standar atau hasil yang
dianggarkan. Penekanannya adalah ukuran dari keuangan dari kinerja (ukuran
nonkeuangan biasanya diabaikan). Manajer diberi penghargaan berdasarkan
kemampuan mereka untuk mengendalikan biaya. Jadi, pendekatan berdasarkan fungsi
menelusuri biaya individu yang bertanggung jawab atas biaya yang terjadi.
Sistem penghargaan digunakan untuk memotivasi individual ini untuk mengelola
biaya dengan meningkatkan efisiensi operasional unit organisasi mereka.
Pendekatan ini menganggap bahwa memekasimalkan kinerja organisasi secara
keseluruhan tercapai dengan memaksimalkan kinerja subunit organisasi individua
(disebut sebagai pusat pertanggungjawaban).
5.
Tinjauan
efisiensi operasional ABM
Manajemen berdasarkan aktivitas fokus pada pengelolaan
aktivitas dengan tujuan memperbaiki nilai yang diterima pelanggan dan laba yang
diterima dengan menyediakan nilai ini. Hal ini meliputi analisi penggerak,
analisis aktivitas, evaluasi kinerja, dan penggunaan perhitungan biaya
bedasarkan aktivitas sebagai sumber informasi utama. Tinjauan proses berkaitan
dengan identifikasi faktor-faktor penyebab biaya suatu aktivitas (menjelaskan
penyebab munculnya biaya), pengukuran pekerjaan apa yang telah dilakukan
(mengidentifikasi aktivitas), serta evaluasi kinerja peerjaan dan ahsil yang
dicapai (seberapa baik aktivitas yang dikerjakan). Jadi pengendalian
berdasarkan aktivitas membutuhkan informasi terperinci mengenai aktivitas.
Berikut dipaparkan perbandingan antara sistem
manajemen biaya berdasarkan fungsi dan aktivitas:(Hansen dan Mowen, 2006 : 67)
No.
|
Berdasarkan
Fungsi
|
Berdasarkan
aktivitas
|
1
|
Penggerak berdasarkan unit
|
Penggerak berdasarkan unit dan non
unit
|
2
|
Intensif dalam pengalokasian
|
Intensif dalam penelusuran
|
3
|
Perhitungan harga pokok produk
secara sempit dan kaku
|
Perhitungan harga pokok produk
secara luas dan fleksibel
|
4
|
Fokus pada pengelolaan biaya
|
Fokus pada pengelolaan aktivitas
|
5
|
Informasi aktivitas sedikit
|
Informasi aktivitas terperinci
|
6
|
Maksimalisasi kinerja individual
|
Maksimalisasi kinerja seluruh
sistem
|
7
|
Penggunaaan
ukuran keuangan untuk kinerja
|
Penggunaan
ukuran keuangan dan nonkeuangan untuk kinerja
|
BAB
III
PENUTUP
Penelusuran
langsung merupakan metode yang paling akurat. Metode ini bergantung pada
hubungan sebab-akibat yang dapat diamati secara fisik. Penelusuran penggerak
bergantung pada faktor-faktor sebab-akibat, yaitu penggerak untuk membebankan
biaya pada objek biaya. Keakuratan penelusuran penggerak bergantung pada
kualitas hubungan sebab akibat yang digambarkan penggerak. Biaya
pengidentifikasian penggerak dan penilaian kualitas dari hubungan sebab akibat
jauh lebih besar dibandingkan dengan penelusuran langsung atau lokasi. Salah
satu keunggulan alokasi adalah kemudahan dan rendahnya biaya implementasi. Akan
tetapi, alokasi adalah metode yang tingkat keakuratan pembebanan biayanya
paling rendah dan penggunaannya harus sedapat mungkin dihindari.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. 2005. Akuntansi
Manajemen. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Bustami dan Bastian, 2006. Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Graha Ilmu. Jakarta
Darsono. 2005. Akuntansi
Manajemen. Jakarta :Diadit Media
Hansen. D.R., Mowen.M.M., 2006. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Selemba Empat
. 2009.
Akuntansi Manajemen. Jakarta :
Selemba Empat
Kardinal. 2014.
Akuntansi Manajemen Bahan Ajar. Multi Data Palembang e-book
Monniaga,
Rinna. Dkk. 2014. Alokasi Biaya Bersama
dalam Menentukan Laba Bruto Per Produk Pada UD. Sinar Sakti Manado. Vol. 2
No. 2
Laksmana,
Arsano. 2010. Akuntansi Keuangan.
Vol.1 No.1
(https://media.neliti.com/media/publications/93983-ID-harga-pokok-produksi-dalam-kaitannya-den.pdf,
diakses pada tanggal 9 Maret 2018, pada pukul 19.00)
Komentar
Posting Komentar