Sistem Pengendalian Manajemen : Pengukuran Kinerja
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
PENGUKURAN KINERJA
OLEH :
DWIKA RAHMATILLAH : 1630402028
ENNOVALIA : 1630402031
ERMALIA AZIZAH : 1630402032
DOSEN :
Ileh Satria, SE., MA., M.Si
EKONOMI SYARIAH KONSENTRASI
AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BATUSANGKAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pengukuran
dilakukan dengan membandingkan kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan
dengan kinerja keuangan yang dianggarkan. Sistem pengukuran yang demikian
sering disebut dengan sistem pengukuran kinerja tradisional. Asumsi yang
digunakan dalam sistem pengukuran tradisional adalah bahwa pekerja dapat
mengerjakan sesuatu yang telah ditetapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan
perusahaan tanpa ada keharusan untuk melakukan inovasi.
Untuk
memenangkan persaingan global, sistem pengukuran yang hanya mempertimbangkan
ukuran-ukuran keuangan tetapi juga ukuran-ukuran nonkeuangan. Sistem pengukuran
kinerja manajemen yang menggabungkan ukuran-ukuran keuangan dan nonkeuangan
menurut Kaplan dan Norton disebut dengan balance
scorecard. (Husein, 2000 : 204)
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Pengukuran
Kinerja?
2. Apa
manfaat pengukuran kinerja manajemen?
3. Apa
saja yang menjadi keterbatasan dalam Sistem Pengendalian Manajemen?
4. Bagaimana
dengan Pertimbangan Umum?
5. Apa
itu Balance Scorecard?
6. Sistem
Penilaian Kinerja : Pertimbangan Tambahan?
7. Apa
yang menjadi Faktor Kunci Keberhasilannya?
8. Bagaimana
dengan Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja?
9. Apa
saja yang menjadi Kesulitan dalam Mengimplementasikan Sistem Pengukuran
Kinerja?
10. Apa
yang dimaksud dengan Pengendalian Interaktif?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem
Ukuran Kinerja
Cita-cita
dari sistem ukuran kinerja adalah untuk mengimplementasikan strategi. Dalam
menetapkan sistem semacam itu, manajemen senior memilih ukuran-ukuran yang
paling mewakili strategi perusahaan. Ukuran-ukuran ini dapat dilihat sebagai
faktor keberhasilan penting (critical
success factors) masa kini dan masa depan; jika ukuran-ukuran ini membaik,
berarti perusahaan telah mengimplementasikan strateginya. Keberhasilan strategi
bergantung pada kekuatannya. Sistem ukuran kinerja hanyalah merupakan suatu
mekanisme yang memperbaiki kemungkinan bahwa organisasi tersebut akan
mengimplementasikan strateginya dengan berhasil.
Tujuan
sistem ukuran kinerja adalah untuk membantu menerapkan strategi. Sistem ukuran
kinerja, yang menggabungkan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan. (Anthony
dan Govindarajan, 2005: 169)
Di
masa lalu, perusahaan sebenarnya telah menggunakan ukuran keuangan dan
nonkeuangan. Namun perusahaan cenderung menggunakan ukuran nonkeuangan untuk
pengendalian tugas, sedangkan ukuran keuangan digunakan untuk tingkatan
pengendalian manajemen. Dengan sistem pengukuran kinerja, gabungan antara
keuangan dan nonkeuangan digunakan pada semua tingkatan organisasi. Contoh
penerapan sistem pengukuran kinerja saat ini adalah balanced scorecard. Sistem pengukuran ini merupakan indikator dan
ukuran mengenai pelbagai aspek strategis bisnis. Dalam penerapannya sistem ini
akan membantu manajer dalam melihat bisnis dari empat perspektif penting, yaitu
perspektif keuangan, perspektif bisnis internal, perspektif pelanggan, dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. (Husein dkk, 2000 : 207-208)
B.
Manfaat
Pengukuran Kinerja Manajemen
Pengukuran
dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang akurat dan valid tentang perilaku dan
kinerja anggota organisasi. Manfaat pengukuran kinerja bagi manajemen maupun
karyawan adalah sebagai berikut (Husein dkk, 2002 : 208) :
1. Mengelola
operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan
secara maksimum.
2. Membantu
pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi,
transfer dan pemberhentian.
3. Mengidentifikasi
kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria
seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
4. Menyediakan
umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja
mereka
5. Menyediakan
suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
C.
Keterbatasan
Sistem Pengendalian Manajemen
Cita-cita
penting dari suatu perusahaan adalah untuk mengoptimalkan tingkat pengembalian
pemegang saham. Tetapi mengoptimalkan profitabilitas jangka pendek tidak selalu
menjamin tingkat pengembalian yang optimum bagi pemegang saham karena nilai
pemegang saham mencerminkan nilai sekarang bersih (net present value-NPV) dari
perkiraan laba masa depan. Pada saat yang sama, kebutuhan akan umpan balik dan
pengendalian maanjemen yang terus menerus mengharuskan perusahaan untuk
mengukur dan mengevaluasi kinerja unit bisnis paling tidak sekali setahun.
Hanya
mengandalkan pada ukuran-ukuran keuangan saja tidaklah cukup dan faktanya,
dapat menjadi disfungsional karena beberapa alasan :
1. Dapat
mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang
perusahaan.
2. Manajer
unit bisnis mungkin tidak mengambil tindakan yang berguna untuk jangka panjang,
guna memperoleh laba jangka pendek.
3. Menggunakan
laba jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi
antara manajer unit bisnis dengan manajemen senior.
4. Pengendalian
keuangan yang ketat dapat memotivasi manajer untuk memanipulasi data.
Singkatnya,
mengandalkan pada ukuran keuangan saja adalah tidak mencukupi untuk memastikan
bahwa strategi akan dilaksanakan dengan sukses. Solusinya adalah untuk mengukur
dan mengevaluasi manajer unit bisnis menggunakan berbagai ukuran, baik
nonkeuangan maupun keuangan. Ukuran-ukuran nonkeuangan yang mendukung
implementasi strategi disebut sebagai faktor kunci keberhasilan atau indikator
kunci kinerja.
Perusahaan
menggunakan ukuran keuangan dan nonkeuangan di masa lalu. Tetapi, mereka
cenderung untuk menggunakan ukuran nonkeuangan di tingkat yang lebih rendah
dalam organisasi untuk pengendalian tugas dan penilaian keuangan di tingkat
yang lebih tinggi untuk pengendalian manajemen. Campuran dari ukuran keuangan
dan nonkeuangan sebenarnya diperlukan di semua tingkatan dalam organisasi.
Adalah penting bagi eksekutif senior untuk tidak hanya menelusuri ukuran-ukuran
keuang saja, yang mengindikasikan hasil dari keputusan masa lalu, tetapi juga
penilaian nonkeuangan, yang merupakan indikator penentu kinerja masa datang.
Selain itu, karyawan di tingkat yang lebih rendah perlu memahami dampak keuangan dari keputusan
operasi mereka.
D.
Pertimbangan
Umum
Membandingkan
sistem ukuran kinerja dengan panel instrumen pada dashboard memberikan wawasan
penting mengenai bauran dari ukuran keuangan dan nonkeuangan yang diperlukan
dalam suatu sistem pengendalian manajemen: Satu ukuran tidak dapat
mengendalikan sistem yang kompleks; dan terlalu banyak ukuran penting membuat
sistem tersebut menjadi terlalu kompleks.
Suatu
sistem penilaian kinerja-seperti dashboard-memiliki serangkaian ukuran yang
memberikan informasi mengenai operasi dari banyak proses yanga berbeda. Semua
ukuran ini memiliki interaksi yang implisit, dan perubahan di satu ukuran
sering kali mencerminkan perubahan di
ukuran lainnya.
E.
Balance
Scorecard
Balance
scorecard adalah suatu contoh dari sistem ukuran kinerja. Menurut para
pendukung pendekatan ini, unit bisnis harus diberikan cita-cita dan diukur dari
empat perspektif :
1. Keuangan
(contoh : margin laba, tingkat pengembalian atas aktiva, arus kas)
2. Pelanggan
(contoh : pangsa pasar, indeks kepuasan pelanggan)
3. Bisnis
internal (contoh : retensi karyawan, pengurangan waktu siklus)
4. Inovasi
dan pembelajaran (contoh : persentase penjualan dari produk baru)
Balance
scorecard memelihara keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis yang berbeda
dalam suatu usaha mencapai keselarasan cita-cita, sehingga dengan demikian
mendorong karyawan untuk bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik
organisasi. Ini merupakan alat yang membatu fokus perusahaan, memperbaiki
komunikasi, menetapkan tujuan organisasi, dan menyediakan umpan balik atas
strategi.
Tiap
ukuran pada balance scorecard membahas suatu aspek dari strategi perusahaan.
Dalam menciptakan balance scorecard, eksekutif harus memilih bauran dari ukuran
yang :
1. Secara
akurat mencerminkan faktor kunci yang akan menentukan keberhasilan strategis
perusahaan
2. Menunjukkan
hubungan antara ukuran-ukuran individual dalam hubungan sebab-akibat,
mengindikasikan bagaimana ukuran-ukuran non-keuangan memengaruhi hasil keuangan
jangka panjang
3. Memberikan
pandangan luas mengenai kondisi perusahaan saat ini.
F.
Sistem
Penilaian Kinerja : Pertimbangan Tambahan
Suatu
sistem penilaian kinerja berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari pihak pemangku
kepentingan (stakeholder) yang berbeda dari organisasi perusahaan dengan
menciptakan campuran dari ukuran-ukuran strategis :
1. Ukuran
Hasil dan Pemicu
Ukuran hasil mengindikasikan hasil dari
suatu strategi (misalnya : meningkatnya pendapatan). Ukuran ini biasanya
merupakan “indikator yang terlambat (lagging indicators)”; yang memberitahu
manajemen mengenai apa yang telah terjadi. Sebaliknya, ukuran pemicu merupakan
“indikator yang mendahului (leading indicators)”, yang menunjukkan kemajuan
dari bidang-bidang kunci dalam mengimplementasikan suatu strategi. Waktu siklus
merupakan contoh dari ukruan pemicu. Sementara ukuran hasil hanya menunjukkan
hasil akhir, ukuran pemicu dapat digunakan di tingkat yang lebih rendah dan
mengindikasikan perubahan-perubahan inkremental yang pada akhirnya akan sangat
memengaruhi hasil.
2. Ukuran
Keuangan dan Nonkeuangan
Organisasi telah mengembangkan sistem
yang sangat canggih untuk mengukur kinerja keuangan. Sayangnya, seperti yang
banyak ditemukan oleh perusahaan AS, selama tahun 1980-an banyak industri yang
dipicu oleh perubahan dalam bidang nonkeuangan, seperti kualitas dan kepuasan
pelanggan, yang pada akhirnya memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Meskipun mereka mengakui pentingnya
ukuran nonkeuangan, banyak organisasi yang gagal untuk memasukkannya dalam
tinjauan kinerja tingkat eksekutif karena ukuran-ukuran ini cenderung kurang
canggih dibandingkan dengan ukuran keuangan dan manajer senior kurang terampil
dalam menggunkannya.
3. Ukuran
Internal dan Eksternal
Perusahaan harus mencapai keseimbangan
antara ukuran-ukuran eksternal, seperti kepuasan pelanggan, dengan
ukuran-ukuran dari proses bisnis internal, seperti hasil prosuksi. Terlalu
sering perusahaan mengorbankan pengembangan internal untuk memperoleh hasil
eksternal atau mengabaikan seluruh hasil eksternal, karena secara salah
meyakini bahwa ukuran internal yang bagus sudah mencukupi.
4. Pengukuran
Memicu Perubahan
Kemampuan
untuk mengukur hasil dan pemicu sedemikian rupa sehingga menyebabkan organisasi
bertindak sesuai dengan strateginya. Organisasi tersebut mencapai keselarasan
dengan tujuan di tingkat lebih rendah yang dapat dipantau dan dipengaruhi di
tingkatan organisasi yang berbeda. Dengan ukuran ini, semua karyawan dapat
memahami bagaimana tindakan mereka memengaruhi strategi perusahaan.
G.
Faktor
Kunci Keberhasilan
1. Variabel
Kunci yang Berfokus pada Pelanggan
a. Pemesanan.
Idealnya, ini adalah pesanan penjualan yang tercatat, karena perubahan yang
tidak terduga dalam variabel ini dapat berakibat pada masa depan seluruh bisnis
tersebut.
b. Pesanan
tertunda. Sebagai suatu indikasi mengenai ketidakseimbangan antara penjualan
dan produksi, pesanan tertunda dapat menandakan ketidakpuasan pelanggan.
c. Pangsa
pasar.
d. Pesanan
dari pelanggan kunci, dapat mengindikasikan di awal mengenai keberhasilan
seluruh strategi pemasaran.
e. Kepuasan
pelanggan. Hal ini dapat diukur melalui survei pelanggan, pendekatan “pembeli
misterius”, dan jumlah surat keluhan.
f. Retensi
pelangganm dapat di ukur melalui lamanya hubungan dengan pelanggan.
g. Loyalitas
pelanggan dapat diukur dalam pembelian berulang, referensi yang diberikan oleh
pelanggan, dan penjualan ke pelanggan tersebut sebagai persentase dari total
kebutuhan pelanggan untuk produk atau jasa yang sama.
2. Variabel
Kunci yang Berkaitan dengan Proses Bisnis Internal
a. Utilitasi
kapasitas, dimana biaya tetap adalah tinggi.
b. Pengiriman
tepat waktu
c. Perputaran
persediaan
d. Kualitas.
e. Waktu
siklus. Persamaan ini untuk waktu siklus adalah alat yang digunakan untuk
menganalisis kebutuhan persediaan :
Waktu Siklus = Waktu pemrosesan + Waktu
penyimpanan + Waktu pemindahan + Waktu Inspeksi
|
H.
Implementasi
Sistem Pengukuran Kinerja
Implementasi
dari suatu sistem pengukuran kinerja melibatkan empat langkah umum :
1. Mendefinisikan
strategi
2. Mendefinisikan
ukuran-ukuran dari strategi
3. Mengintegrasi
ukuran-ukuran ke dalam sistem manajemen
4. Meninjau
ukuran dan hasilnya secara berkala
Aspek
yang paling pentig dari tinjauan ini adalah :
1. Menginformasikan
kepada manajemen mengenai apakah strategi tersebut telah dilaksanakan dengan
benar dan seberapa berhasil strategi itu bekerja.
2. Menunjukkan
bahwa menajemen serius mengenai pentingnya ukuran-ukuran ini.
3. Menjaga
ukuran-ukuran tersebut sejajar dengan strategi yang selalu berubah.
4. Memperbaiki
pengukuran.
I.
Kesulitan
dalam Mengimplementasikan Sistem Pengukuran Kinerja
Kecuali
jika masalah-masalah ini dapat ditangani dengan baik, hal tersebut dapat
membatasi kegunaan dari sistem pengukuran kinerja.
1. Korelasi
yang buruk antara ukuran nonkeuangan dengan hasilnya
2. Terpaku
pada hasil keuangan
3. Ukuran-ukuran
tidak diperbarui
4. Terlalu
banyak pengukuran
5. Kesulitan
dalam menetapkan Trade-off
Praktik-praktik
Pengukuran
1. Jenis
ukuran
2. Kualitas
dari ukuran
3. Hubungan
ukuran dengan kompensasi
J.
Pengendalian
Interaktif
Peran
utama dari pengendalian manajemen adalah untuk membantu pelaksanaan strategi.
Dari sisi ini, yang terpilih mendefinisikan faktor kunci keberhasilan yang
menjadi titik pusat dari desain dan operasi sistem pengendalian. Hasil akhirnya
adalah implementasi strategi yang berhasil. Dalam industri yang mengalami
perubahan lingkungan yang pesat, informasi pengendalian manajemen juga memberikan
dasar untuk memikirkan strategi baru. Hal ini yang disebut dengan pengendalian
interaktif.
![]() |
Dalam
lingkungan yang cepat berubah dan dinamis, menciptakan suatu organisasi
pembelajaran adalah penting bagi
kelangsungan hidup perusahaan. Organisasi pembelajaran mengacu kepada
kemampuan dari karyawan suatu organisasi untuk belajar menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan secara berkelanjutan. Organisasi pembelajaran yang efektif
adalah organisasi di mana karyawan pada semua tingkatan secara terus menerus
memantau lingkungannya, mengidentifikasikan masalah serta, peluang potensial,
saling bertukar informasi mengenai lingkungan secara terus terang dan terbuka, serta bereksperimen dengan model
bisnis alternatif guna menyesuaikan diri dengan sukses terhadap lingkungan yang
baru. Tujuan utama dari pengendalian interaktif adalah untuk memfasilitasi terciptanya
organisasi pembelajaran.
Sementara
faktor kunci keberhasilan adalah penting dalam desain sistem pengendalian untuk
mengimplementasikan strategi yang dipilih, ketidakpastian strategi memandu
penggunaaan sekelompok informasi pengendalian manajemen secara interaktif dalam
mengembangkan strategi baru. Ketidakpastian strategi adalah pergeseran
lingkungan secara mendasar (perubahan dalam preferensi pelanggan, teknologi,
pesaing, gaya hidup, produk substitusi, dll) yang mungkin mengganggu
aturan-aturan yang dijalankan oleh suatu organisasi hari ini.
Pengendalian
interaktif mengingatkan manajemen terhadap ketidak pastian strategi, baik
berupa masalah maupun peluang. Ini menjadi dasar bagi para manajer untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah pesat dengan memikirkan
strategi baru.
Pengendalian
interaktif memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Sekelompok
informasi pengendalian manajemen mengenai ketidakpastian strategi yang dihadapi
oleh bisnis tersebut menjadi titik pusat.
2. Eksekutif
senior menerima informasi semacam itu dengan serius.
3. Manajer
pada semua tingkatan organisasi tersebut memfokuskan perhatiannya pada
informasi yang dihasilkan oleh sistem itu.
4. Atasan,
bawahan, dan rekan kerja bertemu untuk
menginterpretasikan dan membahas implikasi dari informasi untuk inisiatif
strategi masa depan.
5. Rapat
dilaksanakan dalam bentuk debat serta tantangan terhadap data dan asumsi yang
mendasari, serta tindakan yang sesuai.
Ketidakpastian
strategi berkaitan dengan pergeseran mendasar dan nonlinear dalam lingkungan
yang potensial menciptakan model bisnis baru. Perusahaan sebaiknya memantau
diskontinuitas teknologi berikut ini:
1. Pertumbuhan
internet dan e-commerce memiliki implikasi potensial bagi banyak perusahaan.
Beberapa hal tertentu yang perlu dipantau meliputi :
a. Pertumbuhan
dalam jumlah penggunaan internet.
b. Perluasan
komunikasi broadband.
c. Munculnya
interface tunjuk dan klik (point-and-click) yang didasarkan pada standar yang
terbuka, murah untuk dipasang dan dioperasikan, serta global.
d. Meningkatnya
kekuatan teknologi komputer dan komunikasi
e. Pertumbuhan
dalam komunikasi seluler baik untuk telepon maupun akses internet
f. Pengembangan
dan penggunaan teknologi pengenalan ucapan dan teknologi penerjemahan bahasa
berbasis mesin yang memungkinkan orang untuk berbicara atau menulis dalam
bahasa yang berbeda guna berkomunikasi satu sama lain pada waktu yang sama.
2. Teknologi
pemusatan akan memiliki dampak :
a. Pemusatan
suara, data dan gambar memiliki implikasi bagi perusahaan yang beroperasi dalam
industri produk eletronik konsumen, telekomunikasi, dan komputer.
b. Integrasi
teknologi kimia dan digital memiliki pengaruh terhadap perusahaan
c. Munculnya
rekayasa dan bioteknologi tanaman
membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan dalam ilmu pengetahuan kehidupan.
3. Miniaturisasi
dapat membuka peluang bagi produsen alat-alat elektronik serta alat rumah
tangga.
4. Pergeseran dari barang fisik ke jasa dengan
cepat mengubah industri otomotif serta usaha barang tahan lama.
Pengendalian
interaktif bukanlah suatu sistem yang terpisah; melainkan merupakan bagian yang
integral dari sistem pengendalian manajemen. Beberapa informasi pengendalian
manajemen membantu manajer untuk memikirkan strategi baru. Informasi
pengendalian interaktif biasanya, namun tidak selalu, cenderung bersifat
nonkeuangan. Karena ketidakpastian strategi berbeda antara bisnis yang satu
dengan bisnis yang lain, maka eksekutif senior pada perusahaan yang berbeda
mungkin memilih bagian yang berbeda dari sistem pengendalian manajemen mereka
untuk digunakan secara interaktif.
Suatu
subsistem seharusnya memenuhi kondisi-kondisi berikut ini sebelum dapat
digunakan sebagai sistem pengendalian interaktif :
1. Data
dalam subsistem harus tidak ambigu serta mudah dipahami dan diinterpretasikan.
2. Subsistem
tersebut harus memuat data mengenai ketidakpastian strategis.
3. Data
dalam subsistem seharusnya membantu perusahaan untuk mengembangkan strategi
baru. (Anthony dan Govindarajan, 2005: 169-187)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Suatu
sistem pengukuran kinerja menyediakan suatu mekanisme untuk mengaitkan strategi
dengan tindakan. Sistem tersebut beroperasi berdasarkan asumsi bahwa
ukuran-ukuran keuangan saja tidak cukup untuk mengoperasikan suatu organisasi
dan bahwa perlu diberikan perhatian khusus pada pengembangan ukuran-ukuran
nonkeuangan yang canggih. Scorecard
menggunakan beragam jenis ukuran, yang berbeda, termasuk hasil dan pemicu,
keuangan dan nonkeuangan, serta internal dan eksternal. Keyakinan kunci di
balik scorecard ini adalah bahwa
pengukuran akan memicu perubahan ketika organisasi tersebut bertindak sesuai
dengan apa yang diukur. Banyak kesulitan yang mungkin dihadapi oleh suatu
perusahaan ketika mencoba untuk menerapkan suatu scorecard; korelasi yang buruk antara ukuran hasil dan pemicu,
terpaku pada hasil keuangan, tidak adanya mekanisme untuk melakukan perbaikan,
kegagalan untuk memperbarui ukuran, terlalu banyak ukuran, serta kesulitan
dalam membuat pertukaran.
Peran
utama dari pengendalian manajemen adalah untuk membantu melaksanakan strategi
yang dipilih. Industri-industri yang lingkungannya berubah sangat pesat,
informasi pengendalian manajemen juga dapat menyediakan alat bagi manajer untuk
berpikir mengenai strategi baru. Ini yang disebut dengan pengendalian interaktif.
Pengendalian interaktif bukanlah sistem yang terpisah tetapi merupakan bagian
yang integral dengan sistem pengendalian manajemen; informal pengendalian
interaktif cenderung bersifat nonkeuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Husein
dkk. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen.
Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
Govindarajan
dan Anthony. 2005. Management Control
Systems. Jakarta : Selemba Empat


If you're looking to lose pounds then you certainly need to jump on this totally brand new personalized keto plan.
BalasHapusTo produce this keto diet service, licensed nutritionists, fitness trainers, and chefs united to develop keto meal plans that are powerful, convenient, economically-efficient, and delightful.
Since their launch in early 2019, 100's of people have already remodeled their figure and well-being with the benefits a proper keto plan can offer.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover 8 scientifically-confirmed ones offered by the keto plan.